Kelak, Jika Kita Bertemu Lagi

Kelak, Jika Kita Bertemu Lagi
Kelak, Jika Kita Bertemu Lagi

SAPABENTALA.com – Maaf, Kala. Aku bagaikan penari liar di atas bara cinta, membingungkanmu dengan langkah-langkah tak terduga dan membakar hatimu dengan api gairah yang membara. Bagimu, aku mungkin pertunjukan wayang yang tak berujung, penuh teka-teki tanpa makna dan kepastian. Aku mohon maaf atas penantian panjangmu yang tiada tara, atas seribu pertanyaan yang menggantung di benakmu bagaikan benang kusut, dan atas luka di hatimu akibat ketidakmampuanku memberi jawaban yang kau cari.

Kini, kau telah memilih jalan lain, melangkah pergi meninggalkanku dalam nestapa. Terlambat bagiku untuk menyadari betapa berharganya dirimu, betapa bodohnya aku menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Andai waktu bisa diputar kembali, aku ingin kau kembali, melengkapi hatiku yang hampa ini. Semoga, mimpi indah itu masih bisa menjadi kenyataan. Seperti katamu, “jika sesuatu sudah ditakdirkan untukmu, hal itu takkan menjadi milik orang lain.” Meskipun kenyataan pahit menamparku dengan keras, menyadarkanku bahwa kau telah pergi dan mungkin takkan pernah kembali.

Kini, yang tertinggal hanyalah penyesalan yang pahit. Aku hanya bisa meratapi kepergianmu, menelan pil pahit penyesalan, dan belajar dari kebodohanku. Maafkan aku, Kala. Maaf atas segala luka yang telah kugoreskan di hatimu. Maaf atas cintaku yang membingungkan dan tak menentu. Aku harap kau bahagia dengan pilihanmu, dan semoga kau menemukan cinta sejati yang selama ini kau impikan.

Akulah sang penari bodoh yang terbakar oleh tariannya sendiri, kini hanya tinggal abu dan kenangan yang tersisa. Kelak, jika kau bertemu denganku di lain kehidupan, tolong jangan hentikan tarian ini. Biarkan aku menari sekali lagi untukmu, berharap kau jadi akhir cerita dan menari bersama ku hingga akhir nanti.

 

Baca Juga: Ketika Kenangan Menjadi Satu-satunya Kenyataan

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *