Alasan Memutuskan Berkebun dan Memilih Menanam Cabai Rawit

sapabentala
sapabentala

SAPABENTALA.com – Sudah Lebih dari setahun lalu aku dari Sukabumi, Jawa Barat memutuskan mendalami dunia pertanian khususnya berkebun tanaman hortikultura.

Tanaman Hortikultura yang aku pilih yaitu cabai rawit. Awalnya banyak yang ragu denganku yang mencoba menanam jenis tanaman tersebut karena dinilai cukup sulit dirawat dan membutuhkan biaya tidak sedikit.’

Tapi hal itu yang justru membuatku semakin yakin karena merasa tertantang dan ingin tahu sesulit apa perawatan cabai rawit ini.

Pertama menanam aku membeli benih rawit tipe merunduk dengan merek dagang Absolute 69 dari Mitra Merdeka Tani. Rawit ini diklaim tahan virus dan beberapa penyakit salah satunya busuk akar dan antraknosa (Patek).

Aku coba sedikit dulu yaitu sekitar 200 biji yang disemai dan yang tumbuh sekitar 180 an, sisanya gagal tumbuh dan ada juga yang dibawa semut.

Singkatnya, aku tanam semua dalam polybag karena waktu itu tidak memiliki lahan dan hanya memanfaatkan pekarangan rumah.

Karena baru mulai, maklum tanpa perhitungan jadi banyak yang dibeli yang akhirnya biaya jadi sangat boros.

Untuk menanam sekitar 180 an pohon itu menghabiskan dana sekitar 1,2 juta hahaha. (jangan ditiru ya, sebelum memulai sesuatu harus penuh dengan perhitungan).

Awalnya berjalan normal dan benar, benih ini bebas dari virus kuning dan penyakit busuk akar yang ditakuti para petani.

Tapi, setelah besar terserang keriting daun sampai beberapa diantaranya gagal berbuah. Dan yang berhasil berbuahpun kembali diserang antraknosa (patek).

Penyakit patek ini menyebabkan kuah busuk dan tidak bisa dijual sehingga berdampak pada pendapatan hasil panen.

Rupanya, untuk mengendalikan penyakit ini harus dilakukan sejak olah lahan jadi tidak bisa dikendalikan ketika sudah muncul serangan. (Baru tahu setelah nonton Youtube pertanian dan mengalaminya sendiri).

Pada akhirnya, percobaan pertama ini gagal karena hasil panen tidak bisa mengembalikan biaya produksi bahkan setengahnya pun tidak bisa, huaaaa.

Lalu, apakah menyerah? Oh tentu tidak, justru itu semakin membuat penasaran. Kali ini kembali mencoba menanam rawit dengan populasi sekitar 1000 pohon yang dibagi dua cara, 1 di polybag sekitar 350 pohon dan sisanya di kebun milik orang tua.

Bagaimana hasilnya? Sejauh ini sudah berumur sekitar 80 hari, dan terserang keriting daun kembali. Rupanya di tempatku memang rentan keriting daun dan antraknosa.Semoga kali ini hasilnya memuaskan, nanti aku update lagi.

Oh ya, kali ini aku mencoba menanam rawit tipe tegak dengan merek dagang Abayomi, produk dari Halbanero.

Saat proses olah tanah di lahan pertama, ini kali pertama menanam cabai rawit di kebun beneran dan dibantu seoranng teman
Saat proses olah tanah di lahan pertama, ini kali pertama menanam cabai rawit di kebun beneran dan dibantu seoranng teman

Alasan Memilih Berkebun

Kenapa memilih pertanian, karena aku berfikir pertanian itu sangat penting dalam peradaban manusia karena sektor ini yang bertugas menghasilkan bahan makanan yang dibutuhkan umat manusia.

Kedua, Indonesia ini negara agraris tapi mirisnya jumlah petani terus menurun setiap tahun (yang kubaca di data Badan Pusat Statistik). Penyebabnya tak lain karena petani sepuh yang sudah meninggal tidak ada pengganti karena anak muda enggan terjun ke pertanian.

Alasannya banyak mulai dari tidak keren, tidak menjamin kesejahteraan, cape harus panas-panasan dan banyak lagi. Nah karena itu aku melihat dunia pertanian ini akan sedikit saingan dan kebetulan aku berasal dari keluarga petani. Aku melihat peluang jangka panjang di sektor ini selama terus belajar dan mengikuti perkembangan jaman.

Ketiga, aku yang berusia 30an ini semoga bisa menginspirasi anak muda lain untuk turun ke pertanian dan menjadikan negara kita menjadi negara agraris yang nyata bukan hanya sebatas nama.

Tips Jika Ingin Memulai Menanam Cabai Rawit

Nah, jika kamu ingin coba menanam rawit, dari pengalamanku ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

  1. Yang harus dilakukan yaitu kenali penyakit apa yang biasanya ada di tempatmu karena biasanya tiap daerah penyakit langganan rawit itu berbeda-beda. Karena tanaman cabai itu berbagai jenis hama dan penyakit bisa menyerang. Jadi kenali penyakit serta cara mengendalikannya.
  2. Pahami ilmu mengenai unsur hara yang diperlukan tanaman. Saat ini mudah karena sudah banyak referensi di internet tingga kita baca dan jika malas baca tinggal nonton Youtube. Beberapa channel Youtube yang jadi referensi aku ada dua yaitu Mitra Bertani TV (Hostnya Mas Zaki) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (Hostnya Pak Rizaliansyah).
  3. Jangan segala dibeli, tapi belilah pupuk dan obat-obatan sesuai kebutuhan agar tidak boros biaya. Karena itu kita harus paham dulu mengenai unsur hara dan penyakit yang biasa menyerang cabai rawit.
  4. Metode menanam rawit ini ada banyak yang pada intinya untuk memaksimalkan hasil panen. Nah, jadi ambil salah satu metode dan coba terapkan di daerahmu. Jangan semua dicoba karena nantinya kamu akan bingung sendiri dan membuat kamu segala dibeli yang padahal tidak kamu butuhkan.
  5. Jangan patah semangat selama kamu yakin dengan apa yang kamu lakukan dan tidak merugikan orang lain, gas saja.

Itu saja curhatan kali ini semoga ada manfaatnya untuk yang membaca. Salam.

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *